Laporan Liputan

Pelatihan Emotional Spritual Question (ESQ) Diharapkan Mampu Mengembangkan Potensi Profesi Tenaga Pendidikan di Kota Sibolga

SIBOLGA – Sebagai upaya untuk peningkatan kualitas pendidikan  dan peningkatan kualitas kopetensi kepemimpinan, manajerial juga propesionalitas guru dan kepala sekolah dilingkungan Pemerintah Kota Sibolga, Dinas Pendidikan Kota Sibolga menyelenggarakan Pelatihan Emotional Spritual Question (ESQ) di Aula PIA Hotel  Pandan, Sabtu (1/11).

“Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) itu sendiri. Menyadari pentingnya  proses peningkatan sumber daya manusia, maka pemerintah terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya . Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan”, Kata Wali Kota.

Lanjut Wali Kota, paradigma pendidikan memberikan kewenangan luas kepada sekolah dalam mengembangkan berbagai potensinya yang memerlukan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam berbagai aspek manajerialnya, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi diemban sekolahnya. Disinilah para sekolah memegang peranan penting, kepala sekolah tidak sebatas sosok panutan dilembaga pendidikan yang dipimpinnya. Lebih dari itu, ia juga berperan penting dalam menentukan tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Dipundak kepala sekolah kualitas pendidikan sebuah lembaga disandangkan.

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam peranan kepala sekolah, yaitu kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sosial yang menjadi kekuatan penggerak kehidupan sekolah dan kepala sekolah harus memahami tugas dan fungsi para guru demi keberhasilan sekolah serta memilki kepedulian kepada staf dan siswanya. Begitu juga hal untuk menjadi seorang guru yang ideal merupakan pekerjaan yang berat, karena kesulitan yang terbesar dihadapi guru bukan semata dalam hal menyampaikan materi pelajaran, akan tetapi dalam hal bagaimana ia mengenal dan memahami karakter siswa-siswinya. Dewasa ini banyak kita dengarkan kasus – kasus yang mencoreng nama guru karena para guru yang tak paham karakter siswanya, kurang sabar dalam mengajar. Selama ini jika ada murid yang jarang menyenangkan, biasanya guru memperlakukan siswa tersebut dengan kekerasan emosi. Guru yang tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik, sering terpancing untuk memarahi peserta didiknya dikelas bahkan melalukan kekerasan pada siswa.

Berbeda dengan seorang guru yang bisa mengontrol emosi dengan baik, jika muridnya melanggar peraturan, maka guru akan mencoba untuk memahami perbuatan siswa tersebut. Guru harus mengedepankan sikap yang lembut, jauh lebih bermanfaat daripada memberikan reaksi spontan dan amarah pada anak didik yang melakukan kesalahan . Anak – anak yang didekati dengan kemarahan biasanya sulit berhenti dari perbuatan tidak baiknya, dalam mengemban fungsi pendidik ini kepala sekolah dan guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan siswa di segala umur, sehingga setiap langkah dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang pengamalan fungsi ini. Ujian terberat bagi kepala sekolah dan guru dalam hal  kepribadian adalah rangsangan yang sering memancing emosi. Untuk itu kepala sekolah dan guru harus memahami arti pentingnya emosi.

Kadis Pendidikan Alpian Hutauruk dalam laporannya mengatakan, kegiatan ini diikuti sebanyak 250 orang dari seluruh guru Paud/TK, SD, SMP, SMA, dan SMK, dan kepala sekolah se-Kota Sibolga serta pegawai dinas pendidikan Kota Sibolga  yang bekerjasama dengan lembaga  pengembangan potensi profesi tenaga kependidikan (P4TK) Fakultas Tasbiyah dan Keguruan IAIN Sumatera Utara.     (benny)

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button