DI HARI JADI SIBOLGA KE 315, SIBOLGA DIHARAPKAN MENJADI PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMUT
SIBOLGA – Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho bersama rombongan dari sejumlah Kepala Daerah tingkat II di Sumatera Utara (Sumut) menghadiri puncak perayaan hari Jadi Kota Sibolga diusianya yang genap 315 pada 2 April 2015 hari ini.
Dikedatangannya di Kota Sibolga, Gubsu berkenan mengikuti dan melaksanakan sejumlah kegiatan perayaan Hari Jadi Sibolga, mulai dari sidang istimewa Hari Jadi Sibolga di gedung paripurna DPRD Sibolga, kunjungan sidak ke lokasi kebakaran pasar Nauli Sibolga yang beberapa waktu lalu terbakar, dan silaturahmi bersama masyarakat Kota Sibolga di pendopo rumah dinas Wali Kota Sibolga.
Puncak perayaan Hari Jadi Kota Sibolga ke- 315 berlangsung cukup meriah, selain ketiga kegiatan tersebut, juga dilaksanakan pawai karnaval mobil hias dari 15 etnis yang ada di Kota Sibolga negeri berbilang kaum ini, ditambah instansi vertikal (pemerintah pusat) di daerah dan pemerintah daerah Kota Sibolga, pemberian cinderamata kepada tokoh agama, tokoh masyarakat, rumah ibadah, dan organisasi kemasyarakatan. Juga pemberian cinderamata berupa Ulos kepada Wali Kota Sibolga oleh keluarga besar Hutagalung Sibolga-Tapteng. Bahkan pada malam harinya dilangsungkan pesta rakyat dilapangan simare – mare yang diisi oleh artis asal Medan dan Ibu Kota Jakarta.
Gubsu Gatot Pujo Nugroho dalam sambutannya di sidang istimewa Hari Jadi Kota Sibolga ke- 315 di gedung DPRD Sibolga menyampaikan ucapan selamat kepada Kota Sibolga diusianya yang telah 315 tahun. Menurut Gubsu, usia 315 tahun merupakan usia yang sudah cukup tua dan matang bahkan menjadi salah satu kota tua di Sumatera Utara (Sumut).
“ Selamat Hari Jadi Kota Sibolga, saya berharap Sibolga sebagai salah satu kota tua di Sumut dapat menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di segala sektor di Sumatera Utara (Sumut) khususnya di pantai Barat Sumut. Karena banyak prestasi yang sudah dicatat Sibolga dengan pantainya yang dulu sebagai pusat perdagangan,” katanya.
Hal ini ucap Gubsu, tentunya dapat dicapai mengingat salah satu dari orientasi pembangunan Presiden Jokowi saat ini dibidang kemaritiman, sehingga diharapkan terjadi dinamaka dalam peningkatan perekonomian, perairan Sibolga kiranya dapat kembali disinggahi kapal – kapal lokal dan international. Dalam rangka ini, Gubsu pun meminta dukungan pihak TNI AL untuk turut mendukung dengan mengajak kapal – kapal, seperti kapal pesiar singgah di Sibolga.
Sementara itu, terkait keberhasilan pembangunan yang telah dicapai Kota Sibolga, Gubsu tidak lupa menyampaikan apresiasinya sebagai pimpinan daerah Sumut. Namun disampaikannya, bahwa tantangan kedepan tidak hanya sebatas keberhasilan tersebut, sehingga meminta pihak Pemko Sibolga untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan tersebut.
“Tantangan kedepan, mulai Desember 2015 ini, disadari atau tidak disadari, rela atau tidak rela, kita akan masuk ke era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), maka semangat pembangunan daerah harus terus ditingkatkan, terutama pembangunan Sumber Daya yang kompetitif dan harus menjadi prioritas pembangunan. Sibolga juga menjadi bagian dari masyarakat dunia, sehingga harus siap diri menerima kedatangan masyarakat dunia. Dalam hal ini, dengan ukuran luas daerah yang kecil, kiranya Sibolga dapat menjadi kota Jasa bagi daerah – daerah Hinterland,” harapnya
Sebelumnya, Wali Kota Sibolga Syarfi Hutauruk dalam penyampaian pidatonya di Hari Jadi Kota Sibolga di sidang istimewa DPRD Kota Sibolga, juga tidak lupa menyampaikan ucapan rasa syukur atas momen Hari Jadi Kota Sibolga ke- 315 a yang sedang dilaksanakan sembari sedikit menceritakan lintasan sejarah pembentukan Kota Sibolga yang berdiri pada 2 April 1700, oleh perjuangan Almarhum Tuanku Dorong Hutagalung.
Syarfi menceritakan, awalnya Kota Sibolga merupakan Bandar kecil di Teluk Tapian Nauli dan terletak di pulau Poncak Ketek yang tidak jauh dari pusat kota yang dikenal dengan Bandar Baru pada abad 19 oleh kolonial Belanda. Akhirnya Poncak Ketek mati dan Bandar Baru yaitu Kota Sibolga yang sekarang berkembang menjadi kota pelabuhan dan perdagangan pusat penjualan hasil – hasil bumi dari sekitar daerah Hinterland dan perdagangan semakin ramai dengan singgahnya kapal – kapal asing untuk membeli hasil – hasil bumi seperti karet, kopi, kemenyan, rotan, kapur barus dan rempah – rempah, serta lainnya.
“Ini terus berkembang mulai dari zaman kolonial sampai zaman kemerdekaan dan hingga sekarang ini. Dengan diwarnai corak kehidupan dan budaya masyarakat di Teluk Tapian Nauli, mulai Batak, Minang, Aceh, Melayu, Bugis, Jawa, Nias, India dan etnis lain yang telah berbaur dan memperkaya khasana budaya Kota Sibolga,” beber Syarfi.
Dari sejarah dan berbagai perubahan serta keberhasilan Kota Sibolga, khususnya empat tahun terakhir ini sambung Syarfi, semua pihak diajak supaya menjadikannya cambuk dan alat motivasi untuk terus bersinergi dalam meningkatkan kerja sama supaya tujuan yang ingin dicapai dapat diraih secara maksimal.
“Kita patut bersyukur, pembangunan yang telah dilaksanakan bersama seluruh warga masyarakat Kota Sibolga selama ini, secara umum telah menunjukkan berbagai perubahan dan keberhasilan,” tandasnya. (Red)