// PEMKO SIBOLGA GELAR PELATIHAN PENANGANAN BENCANA BAGI ANGGOTA TAGANA – Situs Resmi Pemerintah Kota Sibolga
// // //
//
Situs Resmi Pemerintah Kota Sibolga

PEMKO SIBOLGA GELAR PELATIHAN PENANGANAN BENCANA BAGI ANGGOTA TAGANA

SIBOLGA – Pemerintah Kota (Pemko) Sibolga melalui Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) menggelar pelatihan penanganan bencana bagi anggota Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kota Sibolga, bekerjasama dengan TNI , Palang Merah Indonesia (PMI), dan Badan SAR. Pembukaan kegiatan dibuka secara langsung oleh Wakil Wali Kota Sibolga Edi Polo Sitanggang, berlangsung di Aula Dinas Kesehatan Kota Sibolga, Senin (5/9).

Dalam sambutan tertulisnya, Wali Kota Sibolga yang diwakili Wakil Wali Kota Edi Polo Sitanggang mengatakan, bahwa penanggulangan bencana adalah suatu proses yang tidak diketahui kapan mulainya dan kapan berakhirnya. Opini yang demikian tidak dapat disangkal oleh siapapun, maka dari itu proses penanggulangan bencana kadang-kadang masih dianggap sebagai pekerjaan dan kegiatan yang sia-sia karena tidak memiliki parameter yang jelas serta tidak terukur.

 

Tetapi opini semacam itu harus dikikis melalui cara yang cerdas dan menggunakan pendekatan keilmuan serta kegiatan yang bersifat nyata agar pemahaman tentang penanggulangan bencana dapat melekat dan melembaga menjadi bagian hidup masyarakat. Tentu saja upaya untuk mewujudkan itu adalah dengan cara meningkatkan kapasitas kemampuan masyarakat menanggulangi bencana agar lebih siaga, baik dari segi personel, peralatan, barang bantuan dan lain-lain untuk menghadapi bencana yang akan datang.

 

TAGANA hadir sebagai wadah berhimpun seluruh kekuatan komponen penanggulangan bencana berbasis masyarakat khususnya dari generasi muda.  Pembentukan wadah ini untuk mengakomodir potensi masyarakat yang telah membentuk organisasi, satuan-satuan atau kelompok penanggulangan bencana yang selama ini telah ada dengan berbagai nama dan atribut seperti Karang Taruna, kelompok pecinta alam, ormas, organisasi politik, organisasi pemuda, profesi, relawan dan lain-lain.

 

Tujuan utama penyatuan mereka dalam TAGANA bukanlah untuk meniadikan organisasi induk yang sudah ada, tetapi untuk menyatukan visi, misi dan tindakan dalam penanggulangan bencana dengan menyatukan pada satu korps yaiu TAGANA. Jadi ke depan, TAGANA akan berfungsi sebagai perekat dan pemersatu seluruh komponen dari unsur penanggulangan bencana.

 

“Pelatihan TAGANA ini dimaksudkan untuk memaksimalkan penanganan bencana secara dini. Dengan pelatihan ini, diharapkan nantinya akan terbentuk TAGANA yang terlatih, cerdas, tangkas dan berpikir kemasyarakatan dalam penanggulangan bencana. Untuk itu, kepada para TAGANA, diminta untuk siap on call 24 jam jika ada bencana serta selalu berkoordinasi dengan pihak berwajib baik TNI maupun Polri, serta organisasi sosial lainnya seperti SAR dan pecinta alam, demi kerjasama yang baik dalam penanggulangan bencana,” pungkas Syarfi.

 

Para pelatih yang terlibat dalam pelatihan ini berasal dari Denbekang, PMI dan Badan SAR. Pusat pelatihan akan dilangsungkan di Pelabuhan Lama. Beberapa materi pelatihan yang akan diberikan antara lain bongkar pasang tenda pengungsi, mengelola dapur umum, penanganan korban, dan lain-lain. Jumlah aktivis TAGANA yang terlibat sebanyak 21 orang. (amir)

 

Bagikan :

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *