SERBA-SERBI PASKIBRA KOTA SIBOLGA
Carolina Simamora saat menapaki tangga mimbar kehormatan untuk menerima Sang Merah Putih,Sabtu (17/8). (Dok. Humas)
SIBOLGA – Carolina Natalia Simamora, siswi SMK N 1 Sibolga kelas XII AK 2 ini, merasa bangga sekaligus gugup ketika ditunjuk sebagai penerima benderaSang Merah Putih, dalam upacara pengibaran bendera Peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI ke-68 di Sibolga. Anggota Paskibra 2013 berkulit hitam manis ini awalnya sama sekali tidak menyangka akan menerima tugas itu. Ia didampingi dua orang rekan penggerek bendera, yaitu Putra Aditius Saragih dari SMA N 1 dan Adrianto P. Simatupang dan SMA N 4.
Pengalaman pertama ini membuat Carolina sangat senang dan terharu. Saat upacara berlangsung, dimana seluruh mata tertuju kepadanya ketika ia menapaki anak tangga mimbar kehormatan dengan penuh khikmat untuk menerima bendera, Carolina merasa sangat tegang. Tetapi setelah tugas itu selesai dengan sempurna, ia merasa sangat senang dan puas luar biasa.
Sebelumnya, Carolina dan teman-teman direkrut sebagai anggota Paskibra berdasarkan rekomendasi dari sekolah masing-masing dan diseleksi lagi oleh tim pelatih yang berasal dari Korem 023/KS, Angkatan Laut, dibantu oleh guru-guru. Pagi dan sore siswa yang terpilih harus mengikuti pelatihan dan pembinaan. Tantangan semakin berat, khususnya bagi anggota Paskibra beragama Islam, berhubung masa latihan berlangsung bersamaan dengan bulan puasa. Tetapi mereka semua tetap berlatih dengan tekun. Sistem penilaian untuk penempatan posisi dalam barisan ditentukan oleh pelatih. Saat pembinaan dan pelatihan selama 21 hari tersebut, tim pelatih diam-diam memilih dan menentukan siapa yang pantas untuk berada di barisan pasukan delapan, lebih lagi sebagai trio penggerek bendera. Tentu bukan suatu keberuntungan belaka bila Carolina didaulat sebagai penerima bendera.
Siswi yang beralamat di Jalan Nusa Indah 19 Kecamatan Sibolga Utara ini mengaku selama mengikuti pelatihan, suasananya sangat menyenangkan. “Yang penting dijalani dengan tulus dan ikhlas”, ucapnya tersenyum, saat diwawancarai seusai upacara.
Terpilih sebagai anggota Paskibra umumnya sangat diimpikan semua siswa.Akan tetapi tentu tidak semua orang memenuhi kualifikasi untuk mencapainya. Bukan hanya kualifikasi fisik dan kesehatan, tetapi kedisiplinan, kepribadian, keberanian, tanggungjawab serta kemauan dan kerja keras merupakan faktor yang menentukan. Sudah puluhan tahun, citra Paskibraka dan Paskibra begitu mentereng di kalangan pelajar, bahkan dihormati dan disayangi masyarakat umum. Mengawal bendera kebangsaan, Sang Merah Putih, jelas merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan seumur hidup. Sayangnya bagi Ita Feronika Hutauruk, pelajar SMA Katholik yang duduk di kelas XI IPA 1 yang terpilih sebagai pemegang bendera Merah Putih untuk upacara penurunan di sore harinya ini, di antara rasa bangganya, terselip juga rasa duka. Ada kekecewaan yang terpancar di wajahnya. Semua kegundahan hatinya itu terjadi oleh ketidakhadiran orangtuanya. Siswi yang berasal dari Sorkam dan kost di jalan Sakura Simaremare yang bercita-cita menjadi polwan ini, merupakan anak tunggal dari E Hutauruk dan R boru Saragih. Meski tidak menyebut alasan mengapa orangtuanya tidak dapat hadir, Ita tetap menyimpan harapan semoga orangtuanya bisa datang dan melihat prestasi yang telah dicapainya. Ita ingin kedua orangtuanya bangga dan bahagia. (bjo)